Aku sih nggak masalah mau dipanggil photografer atau tukang foto, terserah. Toh intinya sama pekerjaannya memfoto atau mengambil gambar. He..he...he...
Ada satu candaan yang cukup membuatku tertawa. Katanya tukang foto itu orang paling aneh kurang kerjaan, orang di depan mata kok kenapa diintip juga. Hahahaha.... bener juga sih.
Sebenarnya tukang foto cuma kerjaan sambilan, karena hobi dan suka aja. Aku punya pekerjaan tetap yang lain. Dari kecil aku memang suka foto-foto tapi ya dulu cuma punya kamera poket yang harganya terjangkau. Kamera poket pun zaman dulu masih pakai film. Entah sekarang bagaimana kabarnya dengan kamera-kamera jadul itu. Mungkin masih ada beberapa komunitas yang tetap masih menggemari kamera analog jadul. Saya lihat di Pasar Baru masih banyak kok yang jual.
Awal mula aku berani pegang SLR atau kamera beneran istilahku, karena terpaksa. Aku bantuin temen lalu ditinggal ke tempat lain sehingga aku "dipaksa" harus bisa menggantikan temanku. Semenjak itu akupun mulai belajar tentang Photography. Aku beli buku-buku tentang photography, aku lalu mempraktikkannya dan sering sharing dengan teman-teman photographer yang sudah senior. Aku belajar banyak dari mereka. Akupun kemudian menabung sedikit demi sedikit dan akhirnya kebeli kamera second dari seorang teman, kondisinya masih bagus cuma dia butuh uang karena isterinya melahirkan. Waktu itu kameranya masih analog, belum ada kamera digital. Kameranyapun masih ada sampai sekarang. Canon EOS 300 kit + Lensa Tamron 70-300 dan lensa tele converter.
Dan bisa ditebak selanjutnya setiap hari libur (Sabtu - Minggu) pada musim-musim hajatan aku ditawarin foto pengantin, sunatan dan sebagainya. Aku dibayar tenaga. Ya lumayanlah, setidaknya hasil karyaku sudah diakui. Kadang aku cetak sendiri, artinya aku modalin sendiri mulai dari beli film, cuci cetak sampai bawa ke tukang hias album foto. Artinya foto dikreasi sedemikian rupa sehingga albumnya menarik untuk dilihat. Kalau yang begini hasilnya lumayan daripada sekedar dibayar tenaga, cuma resiko tanggung sendiri. Kadang pelanggan ada yang gak bayar-bayar sampai bulukan itu album foto gak diambil-ambil. Kalau dibayar tenaga itu semua tanggungjawab teman, pekerjaan foto selesai saya dibayar. Begitu saja.
Ada dua kali pengalaman lucu yang tak terlupakan sepanjang hidupku. Yaitu aku pernah foto pengantin di tempat hajatan orang kampung. Kampung yang sempit dan berdesak-desakan. Tahu sendiri hajatan di kampung nggak kayak di gedung yang waktunya terbatas sekitar 2 atau 3 jam, hajatan di kampung waktunya nggak bisa diukur. Kadang dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam. Hadeeh capeknya. Pernah suatu ketika dari pagi sampai sore cuaca cerah seperti biasa. Nah, menjelang malam hujan lebat tiada henti-hentinya. Rasa was-was menyelimuti kami semua yang hadir. Tempat hajatannya selain sempit juga berada di lingkungan yang rendah dan saluran airnya tidak lancar. Benar saja, nggak sampai hitungan jam kami kebanjiran, air meluap kemana-mana. Keadaan menjadi semrawut, aku menyelematkan kamera dan barang-barang elektronik lainnya agar tidak terkena air hujan. Kasihan sekali yang punya hajat dan pengantinnya, tamunya pun bubar tinggal beberapa orang keluarganya. Aku sih penginnya cepet-cepat pulang juga apalagi sudah jam 9nan, sudah capek pula. Tapi aku nggak tega juga sama pengantinnya mereka baru ganti baju dan belum foto untuk sesi terakhir. Yaudah setelah semua terkondisi akhirnya aku dapat memfoto pengantin dengan pose-pose yang nggak lazim. Pengantin berdiri atau jongkok di kursi pelaminan dan kakiku setengah terendah air. Hahahaha... Meskipun dalam kondisi yang tidak nyaman, kami pun masih bisa tertawa.
Waktu berlalu, zaman berubah. Belakangan kemudian muncul kamera digital SLR. Pelan-pelan kamera anlog dengan film pun ditinggalkan. Bukan karena nggak mau bertahan dengan kamera analog, tetapi kemudian semakin susah mencari tempat cuci cetak film akhirnya kita juga mengikuti perubahan zaman. Aku menabung lagi untuk bisa membeli kamera digital. Awalnya kamera digital poket kemudian kamera digital SLR.
Baca Juga:
Cari Batik Buat Kondangan
Lagi Foto Ditinggal
Ketipu Belanja Online