Cari di Blog ini

Terjebak Menjadi OKB

" Bergayalah sesuai isi dompetmu, Yang beneran punya nggak akan banyak bicara seperti mereka yang berlagak sok punya ! - (Bob Sadino)

Confuse atau kebingungan itulah yang terjadi pada sebagian orang yang semula tidak berpenghasilan atau berpenghasilan kecil tiba-tiba berpenghasilan besar diluar yang dibayangkan selama ini. 
Tidak mempunyai tujuan yang jelas, gamang dan galau. Lebih parah lagi jika kemudian terjebak menjadi OKB, Orang Kaya Baru dimana suka menghambur-hamburkan uang, boros, royal, suka beli ini beli itu, barang-barang remeh-temeh yang tidak perlu-perlu amat.  Akhirnya terjadi semacam balas dendam terhadap masa lalu. Perlukah itu?

Balas Dendam Masa Lalu
Mempunyai mimpi, mempunyai keinginan itu tidak salah.  Justru mimpi dan keinginan itulah yang memotivasi kita untuk terus berusaha dan bekerja keras. Kemudian mimpi itu diuji dengan berbagai kesulitan dan kepahitan.  Seberapa besar kekuatan kita menghadapi itu, tentunya tiap-tiap pribadi tidak sama.  Ada yang menyerah ada yang pantang menyerah ada juga yang setengah-setengah. Angot-angotan kadang semangat kadang kendor, dan itu manusiawi karena begitulah manusia bermacam-macam sifatnya.  Namun rata-rata manusia akan menjadi kuat dengan ujian kesulitan demi kesulitan.  Nah bagaiman jika kemudian kita diuji dengan sedikit keberhasilan atau kemakmuran?  Disinilah persoalan baru muncul lagi.

Keinginan untuk segera mewujudkan impian masa lalu sangat kuat, apa yang dahulu tidak terbeli ingin segera dibeli, apa yang dahulu tidak dipunyai ingin segera dipunyai saat ini juga dan parahnya nyaris semua keinginan masa lalu ingin diwujudkan sesegera mungkin. Balas dendam masa lalu. Belum ditambah keinginan-keinginan baru yang muncul tiba-tiba.  Ini jelas tidak sehat, kita bisa terjebak pada pemborosan yang tidak perlu.  Keinginan itu tidak ada batasnya, tetapi kemampuan itu ada batasnya.  Jika kita tidak bisa mengukur diri kita akan terperosok ke dalam jurang kebangkrutan.

Oleh karena itu kita harus segera "eling" sadar jangan berlarut-larut. Ambil pena, ambil note book lalu mulailah merencanakan masa depan kita dengan lebih rasional.  Apapun usaha kita untuk memenuhi keinginan toh tidak akan mengembalikan masa lalu.  Biarkan mala lalu dengan ceritanya sendiri, yang lalu biarkan berlalu tataplah masa depan.  Rencanakan dengan baik hingga masa pensiun kita.  Berpijaklah kakimu di bumi, di alam nyata dan bersikap rasional. Berpikirlah jernih dan hati dingin.

Sekali Lagi Membedakan Keinginan dan Kebutuhan
Tentunya ini agak rancu jika kita tidak jeli melihatnya.  Mempunayi rumah mewah itu adalah keinginan, tetapi mempunyai tempat tinggal yang layak, sehat dan aman itu adalah kebutuhan.  Makanan lezat dan mahal itu adalah keinginan, tetapi makanan sehat bergizi adalah kebutuhan.   Mobil pribadi mungkin bagi sebagian orang adalah kebutuhan tetapi bagi kebanyakan orang adalah keinginan, tetapi transportasi adalah kebutuhan.  Saya rasa tanpa penjelasan Anda sudah memahami maksudnya.  Kebutuhan pokok kita yang mendasar adalah: sandang, pangan dan papan.  Jika itu sudah terpenuhi maka kita baru menginjak pada kebutuhan-kebutuhan yang lain.

Keniginan itu tak ada batasnya, selalu ingin yang ini ingin yang itu begitu seterusnya, tak ada habisnya. Tetapi kemampuan itu ada batasnya, usia ada batasnya begitu juga dengan penghasilan.  Okelah saat ini kita masih punya penghasilan yang cukup, tenaga yang kuat dan koneksi yang banyak.  Tapi itu semua tidak abadi, ada saatnya kita akan kehilangan itu semua.  Penghasilan berkurang atau hilang, usia tua, pensiun, dan teman-teman yang semakin menjauh karena urusannya masing-masing.  Itulah hal yang pasti akan terjadi pada kita nantinya, lalu bagaimana jika kita tidak punya persiapan dari sekarang?

Maka mulai dari sekarang berhentilah hidup boros, berhematlah, menabung itu penting. Pikirkan dan rencanakan masa depan kita dengan baik.  Buatlah komitmen dan konsisten melakukannya.

Oke, besok kita berbincang-bincang lagi. 

Baca Juga:
Berapa Persen Kita Menabung
Konsisten Memanage Keuangan
Belanjakan Uang Dengan Hemat


BACA :







Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...