Strategi 34 - Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh
(Masuk pada jebakan; jadilah umpan.) Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak oleh karena dia tidak melihat anda sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman.
Pada masa Periode Musim Semi dan Musim Gugur, Ji Guang membunuh Raja Wu, Liao, dan menyatakan dirinya sebagai penguasa Negara Wu. Dia memberi gelar dirinya Yang Mulia Lu.
Putra mendiang raja Wu sebelumnya, Qing Ji mengumpulkan orang-orang yang tangguh untuk menggulingkan Lu. Qing Ji adalah orang berani dan cerdas, ia menjadi ancaman besar bagi kehidupan Lu. Wu Zixu, penasihat Yang Mulia Lu yang terpercaya merekomendasikan Yao Li, seorang pembunuh kepadanya.
Yao Li badannya kecil tetapi kekurangan ini tertutupi dengan keberanian dan kecerdasannya. Dia mengungkapkan pada Lu rencananya untuk berteman dengan Qing Ji, "Qing Ji sekarang mencari pria yang tangguh. Saya akan berpura-pura menjadi orang buangan dari kerajaan yang ingin bergabung ke kamp mereka. Untuk mendapatkan kepercayaannya, Yang Mulia harus memotong lengan kanan saya dan mengeksekusi seluruh keluarga saya. " Tindakan drastis dan sadis seperti itu! Yang Mulia Lu enggan pada awalnya, tetapi akhirnya setuju pada rencana tersebut.
Yao Li ditangkap dan dipenjarakan dengan dalih telah menyinggung Raja dan lengan kanannya dipotong sebagai hukuman. Kemudian, Yao Li diam-diam dilepas tetapi Lu mengumumkan bahwa ia telah melarikan diri dari penjara dan seluruh keluarganya telah dipenggal.
Yao Li pergi menemui Qing Ji. Ketika Qing Ji melihat lengan Yao Li dipotong dan mengetahui bahwa istri dan anak-anaknya telah dieksekusi, ia percaya pada cerita Yao Li. Lalu Qing Ji mengangkatnya sebagai ajudannya.
Ketika Qing Ji merencanakan untuk menyerang Wu, Yao Li mengajukan diri untuk menjadi pemandu, ia meyakinkan Qing Ji bahwa dia adalah orang terbaik untuk pekerjaan itu. Pasukan dikirim baik melalui darat maupun laut dan Yao Li berlayar di perahu yang sama dengan Qing Ji.
Yao Li menunggu saat yang tepat. Ketika perahu itu sudah di tengah laut, Yao Li mengambil kesempatan itu ia mengambil tombak dan berlari menerjang Qing Ji. Qing Ji yang tidak menyadari diserang jatuh tersungkur, dan tombak menghunjam tubuhnya. Qing Ji yang sudah berpengalaman bertempur, berhadapan sendirian berusaha menangkap Yao Li dan mendorong kepalanya ke dalam air. Ketika anak buahnya berdatangan maju untuk membunuh Yao Li, Qing Ji menahannya, "Orang ini adalah salah satu petarung yang sangat berani. Tak seorangpun boleh membunuh dua pejuang yang berani dalam sehari." Qing Ji kemudian menarik keluar tombak dari tubuhnya dan berdarah-darah sampai akhirnya meninggal. Adapun Yao Li, setelah menyelesaikan misinya, dia juga bunuh diri.
Pelajaran apa yang dapat kita ambil:
- Untuk mengelabuhi musuh dan membuatnya percaya kadang diperlukan pengorbanan yang luar biasa. Pengorbanan itu setimpal dengan target sasarannya, atau bahkan melebihi.
- Dengan kepercayaan penuh dari musuh maka akan mendapatkan posisi yang sangat dekat dengan target dan peluang yang sangat besar untuk menjatuhkannya pada saat yang tepat.
- Dengan mempelajari situasi dan kondisi jika waktunya sudah tepat maka serang lawan pada jantungya maka lumpuhlah seluruh pasukannya.
- Sementara jika kita berada pada sisi satunya maka jangan begitu saja mudah percaya pada orang lain, meskipun sangat dekat dengan kita. Jangan-jangan nanti akan menikam dari belakang. Waspada itu penting.
Baca Juga:
Strategi Ikat Seluruh Kapal
Strategi Menjebak Mata-mata Musuh
Strategi Kosongkan Benteng