Strategi 15 - Giring macan untuk meninggalkan sarangnya
Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Giring mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya.
Menjelang akhir dinasti Han Timur, sebelum Periode Tiga Kerajaan, banyak pertempuran sengit terjadi diantara panglima perang untuk memperebutkan wilayah. Salah satu panglima perang yang masih sangat muda adalah Sun Ce yang baru tujuh belas tahun ketika ia mengambil alih ambisi ayahnya.
Dalam tahun 199, Sun Ce ingin memperluas wilayah ke utara, ia mengincar Lu Jiang. Masalahnya adalah bahwa Lu Jiang memiliki Sungai Yangtze dan Sungai Huai sebagai penghalang alami, sehingga membuat daerah itu sangat sulit untuk diserang. Selain itu, panglima perang yang menguasai wilayah Lu Jiang adalah Liu Xun yang memegang kekuasaan besar tetapi sangat serakah.
Lalu Sun Ce berdiskusi dengan penasihatnya strategi apa yang harus ia gunakan, dan kemudian mereka memutuskan untuk menggunakan strategi "Memancing harimau dari gunung sarangnya". Sun Ce menulis surat yang menumpuk pujian pada Liu Xun dan bersama-sama dengan surat itu ia mengirim hadiah yang sangat mahal. Di akhir surat itu, setelah banyak pujian di awal, ia meminta bantuan dari Liu Xun.
Sun Ce menulis, "Tentara dari Liao atas selalu menjarah wilayah saya, karena kami lemah, kami tidak dapat mengirim tentara untuk mengusir mereka. Bisakah Anda membantu kami? Bantuan anda sangat kami hargai." Dipuji selangit oleh Sun Ce, Liu Xun lebih dari senang untuk membantu Sun Ce karena ia memiliki rencana untuk menguasai Liao atas karena di daerah itu berkumpul orang-orang kaya raya. Dan melihat bahwa Sun Ce 'lemah', ia tidak perlu takut bahwa ia akan diserang dari belakang. Liu Ye menyarankan agar tidak mengambil langkah itu tetapi Liu Xun terlalu terpesona oleh pujian dan hadiah yang dikirim oleh Sun Ce sehingga ia mengabaikan nasihatnya.
Sun Ce memantau gerakan Liu Xun. Ketika ia melihat bahwa Liu Xun dengan pasukannya telah meninggalkan Lu Jiang menuju Liao atas, dan meninggalkan kotanya tak berdaya, maka Sun Ce mengambil kesempatan mengambil alih kota. Dengan pertahanan yang lemah itu terlalu mudah bagi pria seusia Sun Ce untuk menguasai kota.
Sementara disisi lain sana ternyata Liu Xun, tidak mampu menaklukkan Liao atas dan ketika berita itu sampai ke telinganya bahwa Lu Jiang telah dikuasai oleh Sun Ce, dia baru menyadari bahwa semua telah hilang lalu ia pergi mencari perlindungan ke Cao Cao.
Apa yang dapat kita pelajari:
- Jika lawan terlalu kuat untuk ditaklukkan gunakan akal untuk menaklukkannya. Pelajari sifat-sifatnya dan ambisinya.
- Sanjung dan puji dia, kebanyakan orang cenderung menyukai pujian daripada kritik.
- Berikan hadiah-hadiah yang istimewa untuk memikatnya. Hadiah disini dapat membuat keterikatan emosi.
- Tunjukkan bahwa kita lemah dan sangat membutuhkannya. Hal ini sekaligus menyiratkan bahwa kita bukan ancaman baginya.
- Dukung nafsu keinginan dan ambisinya untuk melakukan sesuatu dan tunjukkan bahwa peluang itu ada di depan mata dan harus diraih sekarang juga.
- Pantau pergerakan lawan. Jika mereka sudah terpancing lalu meninggalkan posisinya, maka segera kuasai posisi dan pusat kekuatannya. Kemudian halangi mereka untuk kembali pulang meraih posisinya lagi.
- Dalam hal bisnis biasanya strategi ini dipakai untuk meraih pelanggan atau customer.
- Sementara disisi lain kita dapat mengambil pelajaran untuk tidak mudah terpancing dengan pujian, hadiah, iming-iming dan lain sebagainya. Agar kita juga lebih berhati-hati dengan ambisi kita.
Demikian untuk kali ini, nanti kita lanjutkan dengan strategi yang lain.
Baca Juga:
Strategi Melepaskan Satu Orang
Strategi Menghidupkan Kembali Orang Mati
Strategi Kagetkan Ular