Merasa cukup seringkali lebih mudah untuk diucapkan daripada dilakukan.
Kita lebih sering mengeluh, merasa tidak tercukupi dan membandingkan bahwa orang lain mendapatkan lebih dari kita. Lalu tanpa kita sadari kita menjadi iri dengan mereka.
Tidak mudah memang untuk merasa cukup dan bersyukur dengan yang kita terima atau kita miliki. Perlu perjuangan dan latihan yang terus-menerus setiap harinya. Tapi jika kita berhasil mengatasi persoalan ini maka kita akan mendapatkan kelegaan, kelapangan, kelepasan dan kebahagiaan yang sesungguhnya. Kebahagiaan bersyukur dan menjalani hidup dalam damai. Karena kebahagiaan tidak tergantung kepada apa yang kita miliki, tapi bagaimana kita mengelola apa yang kita miliki.
Setiap kita diberi talenta dan tangungjawab masing-masing. Jika kita selalu iri dengan keadaan orang lain, maka kita akan terus tersiksa dan melewatkan hal-hal berharga yang ada dalam diri kita sendiri. Tidak ada yang salah jika kita memiliki keinginan, tetapi terlalu banyak keinginan membuat hidup menderita. Keinginan manusia juga cenderung tidak pernah terpuaskan. Akan selalu muncul keinginan-keinginan yang lebih dan lebih lagi. Hanya dengan bersyukur dan merasa cukup akan memutus mata rantai lingkaran setan tersebut. Dengan bersyukur dan merasa cukup kita mampu menghargai hal-hal sekecil apapun yang datang dan pergi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Bagaimana mengelola keuangan agar cukup:
- Realistis dengan gaji atau penghasilan kita. Sadari keterbatasan dan kemampuan kita.
- Bayar perpuluhan dan percayakan Tuhan turut campur dalam kehidupan kita. Tuhan yang memberi Tuhan juga yang akan mencukupkan (Filipi 4: 19).
- Beri juga kepada orangtua kita, bukan masalah besarnya tapi tanggungjawab kita dan yakinlah berkat Tuhan akan mengalir dalam kehidupan kita.
- Menabung setidaknya 10% dari penghasilan kita. Untuk masa depan dan untuk berjaga-jaga pada 3 - 6 bulan kedepan jika terjadi sesuatu hal.
- Segera lunasi hutang jika ada, Jumlah hutang maksimal jika kita mencicil adalah 1/3 penghasilan kita tiap bulannya. Jangan suka menunda atau melebihi dari kemampuan kita. Jika terpaksa berhutang pun sebaiknya untuk hal-hal yang produktif atau untuk investasi masa depan. Misalnya KPR atau investasi membeli tanah. Karena harga properti akan selalu naik tiap tahunnya. Sangat tidak disarankan kita berhutang untuk membeli mobil, apalagi jika kita memaksakan diri.
- Belanja atau mengeluarkan uang seperlunya, jangan berbelanja karena menuruti keinginan tapi sesuaikan dengan kebutuhan. Jika tidak perlu-perlu amat sebaiknya ditunda.
- Hidup hemat dan sederhana, jangan menuruti gengsi dan memaksakan diri. Kita sendiri yang akan terperosok nantinya, bukan orang lain. Kalau sudah jatuh begitu siapa yang akan menderita? Diri sendiri 'kan, makanya jujur pada diri sendiri itu lebih baik.
- Bergayalah sesuai isi dompetmu, yang benar-benar punya dan gak punya itu sudah kelihatan kok. (Bob Sadino).
- Jangan mengeluh, jangan kuatir akan hidupmu apa yang hendak kamu makan atau minum (Matius 6:25-34), lakukanlah apa yang menjadi bagianmu dengan sukacita. Karena hati yang gembira adalah obat. Jika kita gembira maka badan akan sehat dan kesehatan adalah harta yang tak ternilai.
Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras x dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu." (Lukas : 14)
Baca Juga:
Gaya Hidup Hemat
Kekuatan Pikiran